Oleh:Ust. Tifatul Sembiring
"Dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diputuskan diantara mereka dengan adil" QS Az-Zumar:69.
Di Padang Mahsyar, seluruh manusia akan dikumpulkan kembali. Padang yang
terhampar luas dan rata, serta terang benderang disinari cahaya Allah
swt.
Manusia akan berjejer, berbaris-baris menghadapkan wajahnya kepada Allah
menanti perhitungan diri masing-masing. Akan ditimbang seluruh kebaikan
dan keburukan manusia, apa yang pernah dikerjakan dan apa yang pernah
ditinggalkan.
Sebesar debu kebaikan ia akan melihatnya, dan sebesar debu kejahatannya
ia akan melihatnya pula. Tidak ada yang luput dari catatan aparat
malaikat yang bertugas mencatatnya sewaktu di dunia.
Tentu banyak pertanyaan yang akan dihadapi, apalagi terkait urusan
dengan manusia yang belum selesai saat di dunia. Disinilah pengadilan
yang hakiki. Namun ada sabda Nabi saw sbb:
"Tidak boleh melangkah kaki seseorang di hari kiamat (mahsyar) sehingga
ia ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya, untuk apa dia
habiskan. Tentang jasadnya, untuk apa dia pergunakan. Tentang hartanya,
dari mana dia dapatkan dan ke mana dia belanjakan. Tentang ilmunya, apa
amal yang diperbuatnya"~ Al-Hadits.
Ini adalah pertanyaan yang berat dan tidak mudah dijawab. Ketika
seseorang dikarunia Allah swt berumur panjang, untuk apa dia habiskan.
Apakah untuk beribadah kepada Allah swt atau justru untuk maksiat. Umur
dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, bahkan dari menit ke
menit akan dipertanggung jawabkan di Padang Mahsyar kelak.
Ketika kita diberi tubuh yang sehat, paras yang cantik atau ganteng,
untuk apa kita gunakan. Apakah untuk ketaatan kepada Allah, atau
melalaikan perintah-perintahNya.
Ketika kita diberikan harta, dari mana diperoleh. Halal atau haramkah
harta itu. Lalu dibelanjakan untuk apa? Apakah untuk mendekatkan diri
pada-Nya, atau justru berleha-leha semakin jauh dari penghambaan diri
kepada Allah swt?
Tentang ilmu dan kepintaran yang kita miliki, adakah pengamalannya sudah
sesuai dengan tuntunan syariat. Bagaimana akibatnya, jika yang
bersangkutan malah menuntut ilmu hitam dan melakukan kedurhakaan dan
kejahatan.
Amat pelik persoalan yang akan melilitnya esok saat yaumul hisab, hari
perhitungan. Seorang ayah akan ditanya tanggung jawabnya terhadap isteri
dan anak-anaknya, sudahkah ia mendidik dan membimbing anak isterinya ke
jalan Allah. Ataukah ia abai terhadap amanah tersebut.
Seorang ibu akan ditanya tentang rumah suaminya, tanggung jawab terhadap
anak-anaknya. Bahkan seorang pemimpin akan ditanya tentang orang-orang
yang dipimpinnya. Sehingga para pemimpin akan dihisab belakangan,
setelah orang-orang biasa selesai.
Lalu berapa lamakah manusia akan berada di Padang Mahsyar. Satu keterangan hadits, mengatakan lamanya ribuan tahun.
"Siapa yang dirincikan hisabnya, maka ia akan celaka," ujar Nabi saw.
"Allahumma yassir hisabanaa, Wa Yammin kitaabana..Ya Allah mudahkanlah hisab kami. Dan berilah kitab kami dari sebelah kanan".
Kalau tupai membidik cempedak
Arahnya jelas tak kan tersasar
Kalaulah lalai mendidik si anak
Jadi musuh di padang mahsyar.
Sumber: www.bersamadakwah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar