BERANDA

Selasa, 24 September 2013

Kapan Pemilu Mesir?

Bagi yang masih mengingat saat demonstrasi besar-besaran orang-orang yang anti Mursi, pada 30 juni yang lalu, salah satu tuntutan utama mereka adalah segera dilangsungkan pemilihan presiden ulang. 

Kemudian terjadilah kudeta militer berdarah. Dan berakhirlah semua capaian kemajuan kehidupan di mesir. Kemajuan konstitusi yang berdasarkan syariat dan dirancang sendiri oleh rakyat dan bangsa mesir. Bukan diimlakkan oleh bangsa dan negara lain. Kemajuan politik dan kehidupan berdemokrasi, kemajuan ekonomi, dan naiknya posisi Negara Mesir di mata Negara-negara kawasan. Bahkan tidak saja di Afrika, malah menjadi sangat diperhitungkan di eropa, amerika dan asia tentunya. Masih ingat betapa susahnya amerika untuk berusaha bisa bertemu dengan presiden Mursi. Sesuatu yang justru sebaliknya di saat Mubarak.

Presiden yang sah secara konstitusi dan dipilih oleh mayoritas rakyatnya, ditangkap dan dipenjara. Begitu juga majelis syura yang dipilih oleh seluruh rakyat mesir dibubarkan. Konstitusi yang sah pun dibatalkan. Padahal konstitusi tersebut telah dirancang oleh para ahli, pakar dan negarawan serta ulama, yang semuanya juga melalui pemilihan. Dan konstitusi itu telah diterima oleh mayoritas rakyat mesir dalam sebuah referendum.

Sebagai gantinya, mesir dipimpin oleh seorang presiden yang ditunjuk oleh panglima angkatan bersenjata. Konstitusi yang sedang disusun, dibuat oleh tim 50 yang kesemuanya adalah orang-orang yang ditunjuk langsung, bukan hasil pemilihan. Dan kemungkinan besar, konstitusi baru ini takkan direferendumkan kepada seluruh rakyat mesir.

Lalu, kapankah akan dilangsungkan pemilu seperti yang mereka tuntutkan di awal?

Pemilu akan dilangsungkan apabila:
1. Seluruh kekuatan Islam telah lumpuh, baik dengan hukuman penjara, atau digantung dengan berbagai tuduhan pembunuhan yang tidak pernah mereka lakukan, atau telah terusir keluar negeri.
2. Seluruh lembaga Negara sudah dalam kekuasaan penuh militer, dan mayoritas rakyat mesir menerima mereka sebagai penguasa yang sah.
3. Seluruh yang dikatakan/dianggap/mengaku ulama telah patuh dan mengikuti seluruh kehendak militer.
4. Seluruh pelaku kudeta mendapat gelar sebagai pahlawan dan penyelamat bangsa. Sedangkan seluruh yang terbunuh dan dibantai di rab’ah, nahdhah, ramses dan seluruh provinsi mesir dinyatakan sebagai teroris dan pemberontak.
5. Berhentinya seluruh demonstrasi damai di seantero mesir dan berakhirnya celaan terhadap kudeta militer berdarah.
6. Mayoritas kandidat Calon Anggota Parlemen berasalah dari kalangan sekuler, liberal, komunis dan kaum loyalis kudeta serta bersih dari satupun calon dari kalangan Islamis.
7. Yakinnya pihak militer bahwa mereka pasti akan menang dalam pemilu tersebut dan mayoritas kursi parlemen akan berada di tangan pendukung kudeta dan kaum sekuler.

Bila semua konsideran di atas belum terwujud, maka pemilu di mesir hanyalah sebuah mimpi di siang bolong.


https://www.facebook.com/irsyad.syafar